Sabtu, 24 Mei 2014

Takdir: Antara Kuasa Allah, dan Pilihan Manusia


Oleh : Nissa Asy-Syifa’
 
Untuk memulai tulisan saya kali ini, akan saya awali dengan terjemahan hadist Arba’in tentang takdir manusia telah di tetapkan.
Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. [Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]
Jika kita perhatikan dengan seksama sabda Rasulullah diatas bahwa Allah mentakdirkan manusia dalam 4 hal yakni Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. Maha Suci Allah, Dia yang dengan cukup adil memberikan kesempatan manusia untuk menentukan sendiri setiap pilihan. Karena Allah hanya memberikan takdir pada 4 hal saja. Itu memberikan kesempatan bagi manusia agar mampu bersyukur dan senantiasa berusaha dengan semaksimal mungkin. Allah tidak pernah membatasi manusia berkarya dan berusaha, agar mausia mampu berqonaah dan merendahkan diri di hadapan Allah. Di era yang setiap hari kita di suguhi segala permasalahan yang menurut kita sangat pelik, sekolah, karier, hubungan sesama manusia, bahkan jodoh. Sangat musykil bagi orang-orang yang merasa menyerah dan kepayahan di dalam menjalani permasalahan yang mendera. “Kalau sudah ditakdirkan begitu ya mau bagaimana lagi.” Kalimat itu bukan yang sering kita dengar?

Jumat, 02 Mei 2014

Buku Antologi Esai

Ssssssssssttttt,.........................
Bentar lagi akan segera hadir buku antologi esai karya kami lho,
di tunggu ya ^_^