Oleh : Nissa Asy-Syifa’
Untuk memulai tulisan
saya kali ini, akan saya awali dengan terjemahan hadist Arba’in tentang takdir
manusia telah di tetapkan.
Dari Abu 'Abdirrahman
Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah
bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam
rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah)
selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga,
kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan
untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka
demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang
mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga
kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia
melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang
mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan
neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia
melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. [Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]
Jika kita perhatikan
dengan seksama sabda Rasulullah diatas bahwa Allah mentakdirkan manusia dalam 4
hal yakni Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. Maha Suci
Allah, Dia yang dengan cukup adil memberikan kesempatan manusia untuk
menentukan sendiri setiap pilihan. Karena Allah hanya memberikan takdir pada 4
hal saja. Itu memberikan kesempatan bagi manusia agar mampu bersyukur dan
senantiasa berusaha dengan semaksimal mungkin. Allah tidak pernah membatasi manusia
berkarya dan berusaha, agar mausia mampu berqonaah dan merendahkan diri di
hadapan Allah. Di era yang setiap hari kita di suguhi segala permasalahan yang
menurut kita sangat pelik, sekolah, karier, hubungan sesama manusia, bahkan
jodoh. Sangat musykil bagi orang-orang yang merasa menyerah dan kepayahan di
dalam menjalani permasalahan yang mendera. “Kalau sudah ditakdirkan begitu ya
mau bagaimana lagi.” Kalimat itu bukan yang sering kita dengar?