Jumat, 28 Februari 2014

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Kedelapan - Sembilan


Jakarta, 14—17 Oktober 2003

Kongres Bahasa Indonesia (KBI) Kedelapan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14–17 Oktober 2003 dan dihadiri oleh lebih dari 1.200 peserta yang mewakili para peneliti bahasa dan sastra, guru bahasa dan sastra, dosen, pakar bidang ilmu, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, politisi, ahli hukum, pekerja pers, dan mahasiswa baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri, yakni Australia, Belanda, Brunei Darussalam, Bulgaria, Cina, Italia, Jepang, Malaysia, Prancis,
Rusia, dan Suriname. Setelah mendengar dan memperhatikan
(1)          Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia,
(2)          Sambutan Menteri Pendidikan Nasional, 
(3)          Laporan Kepala Pusat Bahasa,  serta membahas 12 makalah sidang pleno, 49 makalah sidang kelompok, dan 5 topik diskusi panel, KBI VIII menetapkan putusan sebagai berikut.

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Ketujuh


Jakarta, 2630 Oktober 1998

1. Bagian Umum
Bahasa Indonesia sudah berkedudukan sebagai bahasa persatuan selama 70 tahun, sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Selama kurun waktu itu (19281998), bahasa Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Di samping sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia berkedudukan juga sebagai bahasa negara sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi resmi, sarana pendukung kebudayaan nasional, serta sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan kehidupan sosial dan budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan berbangsa dalam era globalisasi, dan teknologi informasi masa kini serta masa yang akan datang dalam milenium ketiga, mutu bahasa Indonesia perlu ditingkatkan dan kemampuan daya ungkapnya perlu dikembangkan. Untuk itu, buku tata bahasa, kamus, serta berbagai pedoman penggunaan bahasa perlu dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemberdayaan manusia Indonesia. Di samping itu, sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa, penutur bahasa Indonesia, terutama pejabat dan tokoh masyarakat harus memiliki kemampuan dan perilaku berbahasa yang baik sehingga bahasa Indonesia yang digunakannya dapat dijadikan anutan oleh masyarakat umum.

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Keenam


Jakarta, 28 Oktober2 November 1993


Kongres Bahasa Indonesia Keenam, yang diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta, dari tanggal 28 Oktober sampai dengan tanggal 2 November 1993 dan diikuti oleh 770 peserta dari seluruh Indonesia dan 52 peserta dari luar negeri (Amerika Serikat, Australia, Belanda, Brunei Darussalam, Hongkong, India, Italia, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Republik Rakyat Cina, Rusia, dan Singapura), membahas pokok-pokok masalah sebagai tersebut di bawah ini.

a.       Peran Bahasa dan Sastra dalam Pembangunan Bangsa
(1)     Bahasa Indonesia dan Pembangunan Nasional
(2)     Bahasa Indonesia dalam Penyelenggaraan Negara
(3)     Bahasa Indonesia dalam Penyelenggaraan Pendidikan dan Kebudayaan
(4)     Bahasa Indonesia dalam Kegiatan Keagamaan
(5)     Bahasa Indonesia dan Generasi Muda
(6)     Bahasa Indonesia dan Peran Wanita
(7)     Bahasa Indonesia dan Ketahanan Nasional
(8)     Sastra dalam Kehidupan Masyarakat
(9)     Bahasa Indonesia Menjelang Tahun 2000
(10)  Bahasa Indonesia dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(11)  Bahasa dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Modern

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Kelima


Jakarta, 28 Oktober3 November 1988


Kongres Bahasa Indonesia Kelima yang pembukaannya diadakan di Istana Negara, Jakarta, pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 1988 dan sidang-sidangnya yang berlangsung hingga hari Kamis tanggal 3 November 1988 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, dengan memperhatikan pidato peresmian pembukaan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 28 Oktober 1988, pidato pengarahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hassan, pada tanggal 29 Oktober 1988, dan setelah memperhatikan laporan Kepala Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Anton M. Moeliono, serta mendengarkan dan membahas secara saksama makalah yang disajikan, baik dalam sidang lengkap maupun dalam sidang kelompok, yang berkaitan dengan:

a.     garis haluan:
(1)  perencanaan bahasa (bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing);
(2)  pengajaran;
(3)  bahasa Indonesia di luar jalur formal;
(4)  sarana penunjang;
(5)  kerja sama kebahasaan dalam dan luar negeri;
(6)  pembinaan sumber daya manusia dalam pengembangan bahasa Indonesia;
(7)  penerjemahan;

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Keempat



Jakarta, 2126 November 1983 
        Kongres Bahasa Indonesia Keempat berlangsung dari hari Senin tanggal 21 November 1983 sampai dengan hari Sabtu tanggal 26 November 1983 di hotel Kartika Chandra, Jakarta, dan diikuti oleh tokoh-tokoh lembaga pemerintah, departemen dan nondepartemen, organisasi profesi, guru, mahasiswa, para ilmuwan yang mewakili pelbagai bidang ilmu dan teknologi, serta peminat lain dari dalam dan luar negeri. Dengan memperhatikan pidato pengarahan dalam peresmian pembukaan Kongres Bahasa Indonesia Keempat oleh Menteri Nugroho Notosusanto, pada tanggal 21 November 1983, serta setelah mendengarkan makalah-makalah yang disajikan dan dibahas secara seksama baik di dalam sidang-sidang lengkap maupun di dalam sidangsidang kelompok, Kongres Bahasa Indonesia Keempat mengambil keputusan yang berupa kesimpulan dan usul tindak lanjut dalam hubungan dengan masalah-masalah dalam bidang bahasa, pengajaran bahasa, dan pembinaan bahasa dalam kaitannya dengan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional, yaitu:
a.     sarana komunikasi pemerintahan dan kemasyarakatan;
b.    sarana pengembangan kebudayaan;
c.     sarana pendidikan dan pengajaran, termasuk wajib belajar; serta
d.    sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Ketiga


Jakarta, 28 Oktober3 November 1978

Kongres Bahasa Indonesia Ketiga, yang berlangsung dari Sabtu  tanggal 28 Oktober sampai dengan hari Jumat tanggal 3 November 1978 di Hotel Indonesia Sheraton, Jakarta, dengan memperhatikan Pidato Peresmian Pembukaan Kongres Bahasa Indonesia Ketiga oleh Presiden Republik Indonesia, Suharto, pada tanggal 28 Oktober 1978 dan pidato pengarahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Joesoef, pada tanggal 30 Oktober 1978, serta setelah mendengarkan kertaskertas kerja yang disajikan dan dibahas secara mendalam, baik dalam sidang-sidang lengkap maupun di dalam sidang-sidang kelompok, mengambil keputusan berupa kesimpulan dan usul tindak lanjut dalam hubungan dengan masalah pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan:
a.     kebijaksanaan kebudayaan, keagamaan, sosial, politik, dan ketahanan nasional;
b.    bidang pendidikan;
c.     bidang komunikasi;
d.    bidang kesenian;
e.    bidang linguistik;
f.     bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Keputusan yang diambil adalah sebagai berikut.

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Kedua


Medan, 28 Oktober─2 November 1954

 Dalam Kongres Bahasa Indonesia Pertama sudah diputuskan bahwa diadakan Kongres Bahasa Indonesia Kedua, tetapi baru setelah kemerdekaan gagasan itu dilaksanakan, yaitu di Medan, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. Kota Medan dipilih sebagai tempat Kongres karena menurut Mr. Muh. Yamin, Menteri PPK pada waktu itu, di kota itulah bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara, baik dalam kalangan rumah tangga ataupun dalam masyarakat. Berlainan dengan Kongres Bahasa Indonesia Pertama yang diselenggarakan atas prakarsa pribadi-pribadi, Kongres Bahasa Indonesia Kedua ini diselenggarakan oleh Pemerintah, yaitu Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Untuk melaksanakan Kongres Bahasa Indonesia Kedua ini disusun Panitia Penyelenggara sebagai berikut.

        Ketua           : Sudarsana
        Wakil Ketua : Dr. Slametmuljana
Panitera I
: Mangatas Nasution
Panitera II
: Drs. W.J.B.F. Tooy
Panitera III
: Nur St. Iskandar
Anggota
: Pudjowijatno
Anggota
: Amir Hamzah Nasution
Anggota
: La Side

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia Pertama

Solo, 25--27 Juni 1938

1.    Sesudah mendengarkan dan memperkatakan praeadvies tuan Mr. Amir Sjarifoeddin tentang "Menyesuaikan kata dan paham asing ke dalam bahasa Indonesia", maka Kongres ternyata pada umumnya setuju mengambil kata-kata asing untuk ilmu pengetahuan. Untuk ilmu pengetahuan yang sekarang, Kongres setuju kalau kata-kata itu diambil dari perbendaharaan umum. Pekerjaan itu hendaklah dijalankan dengan hati-hati karena itu perkara itu patutlah diserahkan kepada satu badan.
2.    Sesudah mendengarkan dan bertukar pikiran tentang praeadvies tuan St. Takdir Alisjahbana hal "Pembaharuan bahasa dan usaha mengaturnya", maka sepanjang pendapatan Kongres, sudah ada pembaruan bahasa yang timbul karena ada cara berpikir yang baru, sebab itu merasa perlu mengatur pembaharuan itu.

Kamis, 27 Februari 2014

Sofware Gratis Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Ini adalah aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dapat dipakai pada komputer maupun laptop.
Selamat mencoba ^_^
klik link di bawah ini untuk mengunduh aplikasi tersebut,
Unduh KBBI Offline

Minggu, 23 Februari 2014

Goresan Pena: Untukmu Wahai Pemuda Dambaan



Oleh Nisa Asy-Syifa

Wahai pemuda,
Jangan menunggu sedang engkau mampu
Atau sekadar diam tak berbuat apa
Ingatlah, dunia ini hari-hari yang sangat sebentar
Kapan lagi kau serius membela agama mulia ini
Wahai engkau yang menyala dengan keimanan
Berdirilah diantara barisan mujahidin
Sabarlah menapaki jalan jihad dengan peluh dan kepayahan
Hidupkan kembali 'izzah islam
Mata pedang dan ujung tombak
Telah berbaur air mata dan darah peristiwa silam kejayaan
Untukmu,
Engkau,
Pemuda dambaan
Mana mungkin mata terpejam tidur nan lelap
Sedangkan saudara kita terbangun oleh ledakan disusul kilat

Sabtu, 22 Februari 2014

Dakwah Efektif Selain Khotbah


Oleh : Sri Rahayu Sholihah

Bergeraklah Wahai Generasi Rabbani”

Allohu Akbar...Allohu Akbar
Berjuanglah wahai aktivis dakwah
Jauhi maksiat, tumpas kedzaliman
Penerus perjuangan para tentara Alloh
Allohu Akbar...Allohu Akbar
Bergeraklah wahai aktivis dakwah
Penegak syiar Islam, penggerak sunnah
Bukti cinta para perindu Jannah
(Ar Ruhul jadi_Shatul Harakah)
Ya... cuplikan nasyid di atas semoga bisa memacu ghirah pemuda rabbani sebagai penerus dakwah Islam di bumi Allah ini, amin.
Agama di sisi Allah hanyalah agama Islam, Islam merupakan agama yang universal dengan segala bentuk kajian yang berada di dalamnya, baik bersifat iptek maupun imtaq. Semuanya berlandaskan pada peneguhan ketauhidan akan adanya Allah SWT yang menjadi sumber dari segala kekuatan.
Dalam proses sejarah penyebaran agama Islam, peran pemuda sangatlah besar. Kalau kita lihat Rasulullah SAW diangkat menjadi nabi yang membawa risalah dari Allah SWT ketika masih berusia 25 tahun, yang merupakan usia produktif (pemuda). Ini sebagai bukti bahwa Allah menurunkan risalah-Nya, memercayakan perjuangan penegakan agama Allah (Islam) pada pemuda yang notabene nya mempunyai karakter dan berkompeten serta mempunyai semangat tinggi. Hal ini bisa menjadi tonggak semangat kita sebagai kaum muda untuk membangkitkan kembali ghirah dakwah meneruskan risalah Allah yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.

Kamis, 20 Februari 2014

Bersemangatlah Para Pejuang Bahasa Indonesia! Karena Kami Menunggu Aksi Nyatamu!


Oleh : Abdul Wahid
Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan perubahan generasi, semangat menjunjung bahasa Indonesia terasa luntur.  Bayangkan, banyak siswa SMA yang gagal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia saat ujian nasional tahun 2011 lalu. Di tingkat Perguruan Tinggi, peminat Fakultas Sastra Bahasa Indonesia sering kali lebih rendah dari Fakultas atau jurusan lainnya.
Orang-orang Indonesia pada umumnya masih beranggapan bahwa kalau kuliah di fakultas sastra hanya akan mempelajari dan mendalami tentang dunia syair, karang-mengarang, dan tulis-menulis seperti : puisi, cerpen, dan novel. Namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Itu hanyalah anggapan orang-orang awam yang tak peduli dengan jati diri bangsa serta perkembangan bahasa Indonesia.
Namun sangat disayangkan ketika ada orang yang kuliah di jurusan Sastra Indonesia malah merasa minder dan tidak percaya diri. Berikut penulis sajikan sebuah percakapan antara seorang dokter dengan seorang mahasiswa jurusan Sastra Indonesia sebagai ilustrasi bahwa para mahasiswa ini tidak percaya diri ketika kuliah di jurusan Sastra Indonesia.
Dr. Ganjar       : "Kuliah di mana?"
Doni                : "UNS" (dengan membusungkan dada, bangga)
Dr. Ganjar       : "Fakultas apa?"
Doni                : "Hehe sastra" (agak lirih)
Dr. Ganjar       : "Oww... sastra Inggris?"
Doni                : "Hehehehe...enggak kok, cuma sastra Indonesia." (lirih, ditambah garuk-garuk kepala yang tidak gatal)

Senin, 17 Februari 2014

Goresan Pena : Kesucian Penarik Gerobak


Oleh : Abdul Wahid

Aku tak rela bila bangsa ini buta,
Bukan buta mata
Juga bukan buta huruf
Melainkan buta Mata hatinya,

Aku tak rela generasi muda Indonesia menangis,
Menangis sodara – sodara!
Menangis melihat para pendahulunya adalah Koruptor

Katanya Indonesia tanah surga?
Katanya tongkat dan batu jadi tanaman?
Tapi,
Lihatlah rakyat di bumi pertiwi ini menjerit!
Menjerit!
Mereka menjerit, dalam naungan kelaparan dan kemiskinan program pemerintah.

Bajingan!
Itu julukan yang pas buat Koruptor
Bukan julukan yang pas penarik gerobak!
            Karena mereka lebih suci ketimbang kau!
Wahai Koruptor Bajingan