Senin, 27 Oktober 2014

Mengapa Mahasiswa Masih Percaya Mitos?


Oleh : Rafiah*
Mitos tumbuh dalam diri manusia seiring dengan pertumbuhannya. Mitos itu seperti tanaman. Ia tumbuh karena ada yang menanamnya. Orang tualah yang menanam mitos dalam diri seorang manusia, khususnya pada mahasiswa ketika berada di masa kanak-kanak. Mitos adalah sebuah tradisi turun-temurun yang tidak bisa dihapuskan meski dengan berbagai cara. Langkah untuk menghapus mitos justru membuat mitos kian mengalir mengikuti laju hidup manusia.

Minggu, 26 Oktober 2014

Bupati Karanganyar Buka POR MTA 2014

POR MTAKaranganyar, - Pekan Olahraga Majlis Tafsir Al-Qur’an (POR MTA) 2014 telah di buka secara resmi oleh Bupati kabupaten Karanganyar, Juliyatmono, pada Sabtu, (25/10/2014). Bupati Karanganyar bersama ketua umum MTA, Ahmad Sukina, Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, dan Dandim Karanganyar secara simbolis memotong tali balon sebagai tanda bahwa POR MTA 2014 telah resmi di buka.
“Pagi hari ini pekan Olahraga MTA akan segera dimulai,” ujar Bupati Karanganyar.

Sabtu, 25 Oktober 2014

MA…



Karya : Eka Mega Cynthia*
Ma, kau bilang aku harus tekun
Meniti titah Allah, Kun fa ya kun

Ma, kau bilang aku tidak boleh ‘nakal’
Karna aku di anugrahi akal

Ma, kau bilang aku harus menjaga damai
Nanti biar kebaikan bersemai

Ma, kau bilang semua ibu mengajarkan ini pada anak-anaknya
Jawabmu waktu kubertanya

Tapiii,
Ma, tidakkah janggal
Bumi pertiwi menangis di ruang jagal

Ma, tidakkah kau bingung
Apa yang dikatakan mama dan ibu-ibu lain ajarkan hanya jadi dengung

Maaf Ma,
Anak-anakmu kurang mendengarkan
Kebaikan pertama yang kau bisikkan.
Atas titah Allah Kun fa ya kun

210112-050914
15.06 WIB


*Tentang Penyair: Eka Mega Cynthia, lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, 18 Maret 1991. Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hobi sastra, seni, dan kuliner. Beberapa tulisannya telah dimuat di Koran Solopos dan Majalah STORY. Karyanya ada dalam antologi keroyokan, Senandung Alam (Puisi: LeutikaPrio, 2012).

Rabu, 01 Oktober 2014

Bibit Cinta Merpati Putih



Karya : Abdul Wahid


Ketika seekor burung menjatuhkan bibit cinta,
Di tataplah wajah manis merpati putih,
Si penjatuh bibit cinta di pelupuk mata kita.
Cinta datang ketika kita tak dekat dengannya,
Cinta tumbuh ketika kita berinteraksi tanpa pamrih dengannya,
Cinta bersemi ketika kita lama tak jumpa dengannya,
Cinta berbuah ketika kita saling bertukar benci dengannya.
            Namun,
           Cinta layu ketika rasa gengsi menjadi tuhan diantara kita.
Kentingan/14’