Senin, 31 Maret 2014

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Mengisi Tausyiah di MTA



Solo-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (PAN-RB RI), Ir. H. Azwar Abubakar, M.M, bersilaturahim dengan warga Majlis Tafsir Al-qur’an (MTA), Ahad (30/03). Pada kesempatan tersebut, ia menyapa seluruh jamaah serta memberikan tausyiah dihadapan ribuan jamaah pengajian umum Ahad Pagi atau Jihad Pagi yang digelar di gedung pengajian MTA Jalan Ronggowarsito 111A Surakarta.
Dalam tausyiahnya Azwar menyampaikan pentingnya mempelajari Al-qur’an oleh seluruh umat Islam. Karena petunjuk utama bagi segala profesi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW kepada seluruh umat Islam itu hanya satu yakni Al-qur’an.
 “Petunjuknya tiada lain (selain) Al-Qur’an,” Kata Azwar.

Minggu, 30 Maret 2014

Enaknya Pacaran Enggak Ya?

Oleh : Izzatun Nadia


Pacaran adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan (Wikipedia). Sedangkan menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika. 
Dari dua pengertian diatas, kita dapat menarik sebuah garis bahwa pacaran merupakan suatu hubungan laki-laki dan perempuan yang memiliki tujuan untuk saling mengenal satu sama lain hingga kemudian menemukan sebuah kecocokan antar satu sama lain untuk menuju ke jenjang pernikahan.

Rabu, 19 Maret 2014

Cara Penulisan Nama Geografi (Nama Kota/Wilayah di Indonesia) yang Benar

Nama geografi, khususnya nama kota/wilayah di Indonesia, ada yang ditulis dalam dua bentuk: ada yang dipisah dan ada yang dirangkai. Untuk keseragaman penulisan nama geografi itu, pusat bahasa bekerja sama dengan Bakosurtanal, telah menetapkan pembakuannya. Pada prinsipnya nama geografi ditulis dalam satu kata atau serangkai, kecuali (1) yang terdiri dari tiga unsur atau lebih dan (2) yang berupa arah mata angin. Dengan demikian, nama wilayah geografi yang hanya terdiri atas dua unsur ditulis serangkai.

Minggu, 09 Maret 2014

Goresan Pena : Bumi Terbelah



Oleh : Nur Hayati

Hari berganti malam.
Sunyinya malam mencekam waktu
Barangkali laila berpesta dengan kepala penuh luka.
Majnun berlari mendewasakan langkah.
Sungguh bumi telah terbelah.
di sudut mana hati mengejawantah?

Tubuh kekarmu masih terombang-ambing
Antara hitam atau putih, membayangi diri
Jangan beringsut karena cacian
Jangan berlari karena pujian
Magis-Nya membusur tepat
Tanpa meleset sedikitpun
Kau dengar suara tapi beku kian lelap?

Bangunlah…
Engkau  pemuda pembawa amanah
Berjalan penuh peluh memecah malam
Tiada hiraukan, anjing mengonggong
Jika bumi ini bernar terbelah
Tiada keraguan pada diri
Cukup Magis Nya menancap dadamu

Yogyakarta, 23 Agustus 2013
-NH-

Sabtu, 08 Maret 2014

Ujian: Syarat Mutlak Kemenangan


Oleh : Nisa Asy-Syifa
 
Siap untuk menang adalah siap menghadapi ujian. Ungkapan tersebut yang seharusnya ada di setiap hati para pejuang agama Allah SWT. Dalam sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid La ilaha illalloh, maka sejak itu pula ujian pun dimulai. Mari kita buka kembali Al-Qur’an surat Al-Ankabût :  1 – 2Alif Lâm Mîm, Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja mengatakan: “Kami beriman,” sementara mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan Alloh akan benar-benar tahu siapakah orang-orang yang benar dan siapakah orang-orang yang dusta.”
            Saudaraku, kita buka lagi lembar-lembar shiroh nan agung. Sejarah dan kisah panjang
para nabi serta orang-orang yang jujur imannya silih berganti menerima ujian. Tak terkecuali mereka para pemimpin yang teguh memegang tauhid. Bukan hal mudah bagi seorang hamba yang mengkonsentrasikan dirinya dengan hati tulus dan menegakkan kalimat mulia tersebut, melainkan haruslah dirinya mampu menerima segala ujian, keletihan, beban berat, dan kepayahan yang sangat.

Selasa, 04 Maret 2014

Menteri Koordinator Perekonomian “Mampir” di Pengajian MTA


Solo-Tak di sangka-sangka menteri koordinator perekonomian Republik Indonesia (RI), Ir. Hatta Rajasa, mampir di pengajian umum yang digelar oleh Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di gedung pengajian MTA, jalan Ronggowarsito 111A, Surakarta, Ahad (2/3). Dalam kunjungan kali ketiganya ini beliau meminta maaf kepada jamaah MTA karena pada gelaran apel satuan tugas (satgas) MTA beliau berhalangan hadir karena sedang mendampingi presiden RI menghadiri acara peringatan hari pers nasional di Bengkulu.
“Saya mohon maaf pada tanggal 9 itu sudah saya rencanakan untuk hadir namun tanggal 9 itu bersamaan dengan hari pers nasional.” Kata Hatta di hadapan jamaah pengajian MTA, Ahad (2/3).

Senin, 03 Maret 2014

Pemuda MTA Turut Menolak Perda Miras



Solo-Ketua umum pemuda Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA), DR. Eng. Wahyul Amien Syafei, S.T, M.T. bersama seluruh elemen umat Islam di kota Surakarta menolak ditetapkannya rancangan peraturan daerah (raperda) yang mengatur tentang minuman keras (MIRAS). Hal ini diungkapkan pada orasi menolak raperda miras di depan gedung DPRD kota Surakarta, Jumat (21/2) dan di masjid agung Surakarta, Jumat (28/2).
Wahyul mengungkapkan bahwa kalau miras dan judi tidak kita perangi maka permusuhanlah yang akan terjadi di antara umat manusia. Miras itu sendiri adalah suatu barang yang najis karena dengan meminum miras para generasi muda yang akan menjadi generasi penerus perjuangan berbangsa ini bisa rusak dan hancur. Apakah kita rela kalau generasi penerus bangsa ini generasi miras.
“Khamr (miras) itu najis.” Kata Wahyul saat orasi di masjid agung surakarta, Jumat (28/2)

Minggu, 02 Maret 2014

Jangan Kau Lupakan Peranku



Oleh :  Abdul Wahid

 Indonesia adalah negara kesatuan yang memiliki kekayaan budaya. Dengan semboyan ”Bhinneka Tunggal Ika”, maka meskipun berbeda-beda budayanya masyarakat Indonesia tetap satu  juga, yaitu satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Ketiga hal itu tertuang dalam  ”Sumpah Pemuda”  yang  telah  diikrarkan  jauh  sebelum  Indonesia  merdeka, yakni pada  28  Oktober  1928.
Sumpah pemuda itu sampai sekarang masih terus dijaga demi keutuhan Negara  Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta. Sebagai salah satu janji dalam ”Sumpah Pemuda”, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa pemersatu  bangsa. Bahasa Indonesia sebagai  bahasa pemersatu bangsa lahir  dengan latar belakang psikologis,  bahwa  pemiliknya  adalah  bangsa  yang  sama-sama  pernah  terjajah  dan tertindas, sehingga ingin bersatu agar menjadi bangsa yang kuat. Untuk itu dirasakan perlunya alat pemersatu yang dijunjung dan dimiliki bersama, yaitu bahasa Indonesia.

Sabtu, 01 Maret 2014

Tauhid dalam Hati : Antara Budaya dan Ketaatan Beragama

Gedung teater besar Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menjadi saksi lahirnya sebuah film yang berlatar belakang tentang budaya Jawa dan ketaatan seorang manusia terhadap agamanya Kamis (27/2). Film yang berjudul “Tauhid dalam Hati” ini adalah mahakarya dari pemuda Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) yang secara mandiri membuat, memutar, dan memromosikan film karya mereka.
“Inilah film kami, film kami sebagai pemuda yang mandiri.” Kata sineas muda film Tauhid dalam Hati, Zen Al-Ansory dalam sambutan singkatnya, Jumat (28/2).