Jumat, 27 Februari 2015

Semua, Bahagia


Oleh: SUTANTO

Guru Bahasa Inggris SMP N 1 Ungaran 
Ketua Pemuda Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA) Perwakilan Kab. Semarang
 
Perumpamaan seorang siswa/ mahasiswa yang tidak mengambil mata pelajaran/ mata kuliah secara keseluruhan maka ia tidak bisa naik kelas/ naik tingkat dan bahkan sekolah/ universitas tempat ia belajar akan mengeluarkan nya, benar?.
Misalnya saja siswa SMP dan SMA memiliki kewajiban mengambil (mengikuti) 12 mata pelajaran di tiap jenjang semester tetapi ia hanya suka dan mengambil 3 mata pelajaran, maka kita bisa menyimpulkan bahwa siswa tersebut sulit dan bahkan tidak bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi, betul bukan?

Jumat, 20 Februari 2015

Kala Fajar Terbit


Karya : Masruroh*
 


Fajar. Seorang pemuda di pelosok Boyolali. Pemuda yang mempunyai cita-cita nan mulia, mencoba untuk mewujudkan dengan belajar sungguh-sungguh sewaktu dini. Bukan hanya sekolah yang ia jalani, datang ke surau setiap sore untuk menuntut ilmu Islam dengan ustadz sesepuh desa ini, tak lupa ia datang ke sawah untuk membantu orangtuanya bertani. Ya, orangtua Fajar tak lain adalah buruh tani yang hanya menggarap sawah milik orang lain. Keadaan ekonomi keluarganya membuat Fajar tidak dapat lagi melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Selain itu, anak buruh tani ini terlalu lambat menerima ilmu dimana ia belajar. Hanya lulusan SD dengan tiga tahun terpaksa harus tinggal kelas dan tiga tahun dapat naik atas bantuan guru pengampunya. Dengan kejadian ini, orangtuanya berpikir lebih keras dimana jika menyekolahkan tinggi-tinggi takut Fajar akan bernasib sama sewaktu SD. 

Rabu, 11 Februari 2015

Plato, Utopian, dan Muhammad “Al Amin”


Oleh : Hasan Musthofa*
 
Sejarah mencatat ada banyak komunitas utopian yang pernah eksis dalam peradaban umat manusia. Ada yang sebatas pemikiran filsafat macam Plato dengan Republic-nya dan Benedict Anderson dengan bukunya yang masuk ruang-ruang diskusi intelektual di Indonesia, Imagined Community. Pun juga dengan secara konkrit mendirikan koloni Utopian Community seperti Oneida, Shaker, dan Brook Farm, New Harmony, dan sebagainya. Sejarah pula mencatat bahwa tak satupun dari mereka mampu mewujudkan apa yang mereka harapkan sebagai “a new social pattern based upon a vision of the ideal society”. Tatanan dunia baru yang ideal sesuai dengan yang diharapkan dan diimajinasikan.
Hanya saja, sejarah juga menggariskan fakta bahwa pada suatu zaman ada seorang pemuda bergelar Al Amin yang dengan selembar kain berbentuk segi empat mampu meredam pertikaian 4 negara besar yang berkuasa di tanah Arab dan saling mengklaim paling berhak untuk merawat Ka’bah, ikon kekuasaan jazirah Arab pada saat itu. Kelak, pemuda bernama Muhammad bin Abdullah ini mampu mewujudkan tatanan dunia baru yang lebih terang benderang, jauh melebihi apa yang dibayangkan manusia pada zaman tersebut tentang sebuah kemajuan peradaban.

Sabtu, 07 Februari 2015

Ayat-Ayat Cinta-Nya



 Apri Andayani*
Ku buka mushaf-Mu
Berjenjang firman-Mu yang suci
Sulit diterka dengan comberan hati
Bersyarat qalbun salim
            Ku guritkan kata demi kata
            Coba buka jendela mata
            Buka lebar-lebar kaca hati      
            Untuk memahami ayat-ayat cinta-Nya
Ayat-ayat cinta yang terukir indah
Terkandung selaksa petuah
Petuah hidup oleh sang Maha dari segala pujangga
            Tak kuasaku tahan linang kristal mata
            Pahami ayat-ayat cinta
            Yang Kau anugrahkan bagi sang uswatun hasanah

Selasa, 03 Februari 2015

Balada Ikhwan Genit

 Karya : Apri Andayani*



            Sungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapai
            Singsingkan lengan baju dan bersung-sungguhlah menggapai impian
            Karena kemulian tak akan bisa diraih dengan kemalasan
            Jangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakan
            Karena debat kusir adalah pangkal keburukan
          

            Lina membaca syair Sayyid Ahmad Hasyimi yang terpampang di layar HP-nya, ia tersenyum sendiri. Bukan. Bukan karena isi syair itu dia tersenyum, tapi ia tersenyum disebabkan membaca nama sang pengirim SMS syair itu. Rona wajahnya memerah, seolah semua aliran darah merah berkumpul mengerubuti wajah innocent-nya.