Minggu, 14 Desember 2014

Bincang-Bincang Sastra Muslimah, Penulis Tangguh Tak Gampang Menyerah



Solo,- Forum penulis muda majlis tafsir Al-Qur’an (FPM MTA) bekerjasama dengan majalah Al-Mar’ah sukses selenggarakan acara bincang-bincang sastra (BBS) khusus muslimah pada, Sabtu (13/12) Sore. Acara yang menghadirkan Violet Afifah, penulis novel “Go Thunderfly...!” dan Deasylawati, penulis “Ore wa Ren” digelar di gedung pengajian MTA, Jalan Ronggowarsito, 111A, Solo.

Ketua panitia, Izzatun Nadia, mengatakan, acara ini mengambil tema tentang “Proses Kreatifku dalam Menulis Novel”. Selain itu, ia mengatakan, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memperdalam kemampuan menulis dikalangan muslimah.
“Harapan kedepan, semoga muslimah-muslimah bisa mengutarakan pendapat dan berdakwah juga lewat tulisan,” pungkas mahasiswi jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Suakarta.
Pemateri pertama, Deasylawati menyampaikan tentang bagaimana cara mencari inspirasi dalam menulis. Inspirasi untuk menulis tidak akan datang menghampiri kita. Maka, Kita harus menjemput dan mengali inspirasi tersebut. Novel karya orang lain, bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk bikin novel.
“Segala ide itu pasti berguna,” kata Deasylawati
Ia juga menambahkan, menulis bisa dalam bentuk diari yang berasal dari pengalaman sendiri yang menarik dan unik untuk diceritakan menjadi novel. Dari percakapan sehari-hari pun kita bisa mendapat ide untuk menulis novel.
“Kita harus mengerami ide agar menjadi telur (berupa novel),” kata ibu yang telah memiliki empat putra ini.
Diakhir paparannya ia berpesan, bila kita ingin menjadi penulis tangguh maka jangan berhenti membaca. Karena hanya dengan membaca kita akan kaya dengan ide-ide. Jangan berhenti latihan menulis. Ibarat pisau, semakin diasah akan semakin tajam. Karena penulis itu bukan pekerjaan yang sekali jadi. Jangan pernah menyerah. Kita enggak akan berkembang kalau setelah menulis dan ditolak oleh penerbit terus kita menyerah.
“Selamat mencoba, semoga bermanfaat,” pungkas mbak Deasy.
Disisi lain, Violet Afifah menyampaikan, bagi saya menulis adalah jalan yang sunyi. Meskipun jalan yang sunyi. Namun, banyak sekali halang dan rintangan dalam menulis. Walau begitu, yang penting bagi saya adalah tetap menulis lagi. Kalau kita sudah bertekad menjadi penulis. Maka kita meluangkan waktu untuk membaca dan menulis.
“Harus komitmen dan konsisten dengan tekad kita,” kata Violet.
Selanjutnya, ia mengatakan, sudah enggak waktunya lagi menulis kata-kata yang galau atau omong kosong. Kalau Anda ingin menjadi penulis. Maka tulislah tulisan yang baik, niatkan dan gunakan teknik yang terbaik untuk menjadikan orang lain menjadi baik.
“Maka tulislah sesuatu yang baik,” ungkapnya.
Acara bincang-bincang sastra (BBS) sendiri merupakan salah satu acara unggulan yang diselenggarakan oleh forum penulis muda majlis tafsir Al-Qur’an (FPM MTA). Kegiatan BBS ini akan digelar tiap dua bulan sekali dan menghadirkan para penulis atau sastrawan yang mumpuni dibidangnya.
[Abdul Wahid]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar