Solo,-
Forum penulis muda majlis tafsir Al-Qur’an (FPM MTA) bekerjasama dengan majalah
Al-Mar’ah sukses selenggarakan acara bincang-bincang sastra (BBS) khusus muslimah
pada, Sabtu (13/12) Sore. Acara yang menghadirkan Violet Afifah, penulis novel
“Go Thunderfly...!” dan Deasylawati, penulis “Ore wa Ren” digelar di gedung
pengajian MTA, Jalan Ronggowarsito, 111A, Solo.
Ketua panitia, Izzatun Nadia,
mengatakan, acara ini mengambil tema tentang “Proses Kreatifku dalam Menulis
Novel”. Selain itu, ia mengatakan, tujuan diadakannya acara ini adalah untuk
memperdalam kemampuan menulis dikalangan muslimah.
“Harapan kedepan, semoga
muslimah-muslimah bisa mengutarakan pendapat dan berdakwah juga lewat tulisan,”
pungkas mahasiswi jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Suakarta.
Pemateri pertama, Deasylawati
menyampaikan tentang bagaimana cara mencari inspirasi dalam menulis. Inspirasi
untuk menulis tidak akan datang menghampiri kita. Maka, Kita harus menjemput
dan mengali inspirasi tersebut. Novel karya orang lain, bisa menjadi inspirasi
bagi kita untuk bikin novel.
“Segala ide itu pasti berguna,” kata
Deasylawati
Ia juga menambahkan, menulis bisa dalam
bentuk diari yang berasal dari pengalaman sendiri yang menarik dan unik untuk
diceritakan menjadi novel. Dari percakapan sehari-hari pun kita bisa mendapat
ide untuk menulis novel.
“Kita harus mengerami ide agar menjadi
telur (berupa novel),” kata ibu yang telah memiliki empat putra ini.
Diakhir paparannya ia berpesan, bila
kita ingin menjadi penulis tangguh maka jangan berhenti membaca. Karena hanya
dengan membaca kita akan kaya dengan ide-ide. Jangan berhenti latihan menulis.
Ibarat pisau, semakin diasah akan semakin tajam. Karena penulis itu bukan
pekerjaan yang sekali jadi. Jangan pernah menyerah. Kita enggak akan berkembang
kalau setelah menulis dan ditolak oleh penerbit terus kita menyerah.
“Selamat mencoba, semoga bermanfaat,”
pungkas mbak Deasy.
Disisi lain, Violet Afifah menyampaikan,
bagi saya menulis adalah jalan yang sunyi. Meskipun jalan yang sunyi. Namun,
banyak sekali halang dan rintangan dalam menulis. Walau begitu, yang penting bagi
saya adalah tetap menulis lagi. Kalau kita sudah bertekad menjadi penulis. Maka
kita meluangkan waktu untuk membaca dan menulis.
“Harus komitmen dan konsisten dengan
tekad kita,” kata Violet.
Selanjutnya, ia mengatakan, sudah enggak
waktunya lagi menulis kata-kata yang galau atau omong kosong. Kalau Anda ingin
menjadi penulis. Maka tulislah tulisan yang baik, niatkan dan gunakan teknik
yang terbaik untuk menjadikan orang lain menjadi baik.
“Maka tulislah sesuatu yang baik,”
ungkapnya.
Acara bincang-bincang sastra (BBS)
sendiri merupakan salah satu acara unggulan yang diselenggarakan oleh forum
penulis muda majlis tafsir Al-Qur’an (FPM MTA). Kegiatan BBS ini akan digelar
tiap dua bulan sekali dan menghadirkan para penulis atau sastrawan yang mumpuni
dibidangnya.
[Abdul
Wahid]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar