Jumat, 30 Januari 2015

Apa Itu Majas?



Hai kawan! Bagaimana kabarmu hari ini? Sehatkan? Ini admin punya tulisan menarik lho tentang apa dan siapa yang dinamakan dengan Majas. Mau tau? Baca tulisan ini sampai selesai ya! ^_^

Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas didefinisikan sebagai cara melukiskan sesuatu dengan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau biasa kita sebut dengan istilah kata kiasa. Secara umum majas dapat dikatakan sebagai gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk menimbulkan efek tertentu pada karyanya. Didalam bahasa Indonesia, terdapat empat ragam majas yaitu :
  1. Majas perbandingan
  2. Majas pertentangan
  3. Majas sindiran
  4. Majas penegasan
Berikut penjelasan mengenai empat ragam majas dalam bahasa Indonesia.
  1. Majas perbandingan
Majas perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain. Majas perbandingan ini memiliki sub yaitu :
1.      Majas Personifikasi yaitu majas yang digunakan untuk memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan dapat berlaku seperti manusia.
Contoh : Awan hitam mengukir langit.
2.      Majas Asosiasi yaitu majas yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya (memiliki persamaan sifat). Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh : Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama.
3.      Majas Metafora, adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Contoh : Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting).
4.      Majas Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
5.      Majas Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
6.      Majas Metonimia, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh : Saya pergi ke Jakarta naik Garuda.
7.      Majas Eufemisme, yaitu majas untuk mengemukakan pikiran atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang. Eufemisme dapat pula berupa ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan  kata-kata yang dirasakan kurang sopan.
Contoh : Kemampuan Andi dalam memahami pelajaran agak lamban.
8.      Majas Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
9.      Majas Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
10.  Majas Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
11.  Majas Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
12.  Majas Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
Contoh: Kita bermain ke rumah Ina.
13.  Majas Sinekdokhe, adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
=> Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
=>    Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
14.  Alegori adalah Majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi.
15.  Majas Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”. Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
16.  Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh: Ia terkenal sebagai buaya darat.

  1. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1)      Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh: Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Allah.
2)      Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh : Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
3)      Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh: Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
4)      Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh: Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?
5)      Majas Oksimoron : adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis.
6)      Majas Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
7)      Majas Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
8)      Majas Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh: Andi mengundang semua temannya, kecuali Dono.

  1. Majas Sindiran
Majas Sindiran ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas sindirian dibagi dalam beberapa sub bab yaitu:
1)      Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh: Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
2)      Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh : Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
3)      Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh: Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
4)      Majas Satire Adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
5)      Majas Innuendo Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya

  1. Majas Penegasan
            Majas Penegasan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1)      Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh: Bagi yang telah dipanggil namanya, silakan maju ke depan.
2)      Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh: Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
3)      Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh: Cinta adalah pengertian, Cinta adalah kesetiaan, Cinta adalah rela berkorban
4)      Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
5)      Contoh: Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
6)      Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh: Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
7)      Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut yang makin lama menurun.
Contoh : Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke-62.
8)      Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh: Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar