Sabtu, 08 Maret 2014

Ujian: Syarat Mutlak Kemenangan


Oleh : Nisa Asy-Syifa
 
Siap untuk menang adalah siap menghadapi ujian. Ungkapan tersebut yang seharusnya ada di setiap hati para pejuang agama Allah SWT. Dalam sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid La ilaha illalloh, maka sejak itu pula ujian pun dimulai. Mari kita buka kembali Al-Qur’an surat Al-Ankabût :  1 – 2Alif Lâm Mîm, Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja mengatakan: “Kami beriman,” sementara mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan Alloh akan benar-benar tahu siapakah orang-orang yang benar dan siapakah orang-orang yang dusta.”
            Saudaraku, kita buka lagi lembar-lembar shiroh nan agung. Sejarah dan kisah panjang
para nabi serta orang-orang yang jujur imannya silih berganti menerima ujian. Tak terkecuali mereka para pemimpin yang teguh memegang tauhid. Bukan hal mudah bagi seorang hamba yang mengkonsentrasikan dirinya dengan hati tulus dan menegakkan kalimat mulia tersebut, melainkan haruslah dirinya mampu menerima segala ujian, keletihan, beban berat, dan kepayahan yang sangat.

            Renungkan kembali bagaimana Nabi Nuh AS mengisi hidupnya penuh derai air mata, Nabi Ibrahim AS dilempar ke dalam api. Nabi Ismail AS harus rela diterlentangkan untuk disembelih. Nabi Yusuf AS rela dijual sebagai budak dengan harga murah, dan mendekam di penjara bertahun-tahun. Nabi Zakariya AS digergaji tubuhnya. Nabi Yahya AS disembelih. Nabi Ayyub AS bergelut melawan penyakit. Nabi Dawud AS menangis melebihi kebiasaan manusia biasa. Nabi Isa AS dipaksa hidup dalam keterasingan dan Nabi Muhammad SAW sendiri harus hidup akrab dengan kemiskinan dan berbagai intimidasi. Sementara, lihatlah kita. Apakah kita yang mengaku beragama Islam, pejuang kalimat tauhid la ilaha illalloh akan bersenang-senang dalam kelalaian, gelak tawa, dan senda gurau?
            “Maha Suci Alloh Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk : 1 - 2). Ujian adalah suatu bentuk keniscayaan bagi hamba Allah SWT yang berakal. Ibarat musim yang silih berganti menghiasi bumi. Ujian, bala, cobaan, musibah, akan senantiasa silih berganti menyapa. Apabila musim berganti agar mampu memberikan harmoni alam, maka ujian terjadi merupakan sebab akibat dari cara Allah SWT untuk menunjukkan kekuasan dan kasih sayang terhadap hamba-Nya.

Maka Besabarlah.
Saat kamu mulai lelah dengan jalan juang ini
Wahai kekasih
Ingin kuajak kau bersama membuka torehan nyata peristiwa perang uhud
Kita renungi kembali tiap sayatan ujian
Ketika Allah menguji kaum mukminin
Maka
Disana tampaklah keimanan, kekokohan, keteguhan, dan jua kesabaran
Tersingkap pula tabir kemunafikan, pengkhianatan dan pula ketidaksukaan terhadap jihad
Wahai kekasih
Bersabarlah dalam keimanan
Dan kau kan dimuliakan tak kan pula terhinakan.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh : 216)

Seorang hamba tidak akan protes, tidak akan mengajukan pilihannya sendiri, dan tidak pula meminta sesuatu yang tidak ia ketahui ilmunya kepada Robbnya. Karena siapa tahu, madhorot (bahaya) dan kebinasaannya justru dalam pilihan yang ia inginkan tersebut, tetapi ia tidak sadar. Dengan demikian, seorang hamba tidak akan pernah menolak apa yang Allah SWT pilihkan untuk dirinya, bahkan ia memohon diberi ikhtiyâr (pilihan) yang baik untuk menempuhnya, kemudian Alloh meridhoinya dengan apa yang telah Dia pilihkan untuknya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi hamba selain sikap seperti ini. Maka bersabarlah, bersama Tuhan mu yang senantiasa mencurahkan segala kenikmatan. Setiap kali hamba pasrah dan ridho dengan pilihan Alloh, ia menjalani ujian dengan diberi belas kasihan dan kelembutan-Nya.

Allah yang Menjanjikan Kemenangan
Berikut yang pernah ditulis oleh  Syaikh Abu Mus’ab Al-Zarqawi dalam karyanya berjudul Wa Kadalika r-Rusul, tubtala Tsumma Takunu Lahumu ‘I-‘Aqibah ( Ujian Sebelum Kemenangan, Demikian Jalan Para Rasul). Memang, kita semua menyadari, jalan ini penuh resiko. Penuh bala ujian. Penuh marabahaya. Tetapi, sebagai orang beriman, kita tidak ada pilihan selain taat kepada Alloh dan rosul-Nya; walau itu berat. Sebab, memang itulah tabiat jalan yang dilalui para rosul, dan akan berlaku bagi orang yang mengikuti mereka.
Barangkali, umat ini tengah mengalami proses, menapaki tahap demi tahap ujian, bala, peperangan, huru-hara, dan lain sebagaianya, sebelum Alloh turunkan kemenangan, dan sebelum Alloh muliakan Islam kembali seperti pada zaman dahulu. Maka, kami mengajak seluruh kaum muslimin untuk bersabar dalam menjalani proses ini. Sebab, ini adalah proses yang menentukan. Proses yang akan menyingkap, siapakah yang benar-benar setia kepada agama Alloh, dan siapa yang kesetiaannya hanya menjadi hiasan di bibir, yang hanya bertujuan agar orang beriman lain simpatik kepadanya. Ya, kita harus bersabar menjalani proses ini, sunnatulloh tidak pernah berubah. Ada ujian sebelum kemenangan. Walaupun kemenangan itu mungkin dinikmati oleh anak cucu kita, dan datang puluhan tahun ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar