Solo-Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
(PAN-RB RI), Ir. H. Azwar Abubakar, M.M, bersilaturahim
dengan warga Majlis Tafsir Al-qur’an (MTA), Ahad (30/03). Pada kesempatan
tersebut, ia menyapa seluruh jamaah serta memberikan tausyiah dihadapan ribuan jamaah pengajian umum Ahad Pagi atau
Jihad Pagi yang digelar di gedung pengajian MTA Jalan Ronggowarsito 111A
Surakarta.
Dalam tausyiahnya Azwar
menyampaikan pentingnya mempelajari Al-qur’an oleh seluruh umat Islam. Karena
petunjuk utama bagi segala profesi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
kepada seluruh umat Islam itu hanya satu yakni Al-qur’an.
“Petunjuknya tiada lain (selain) Al-Qur’an,”
Kata Azwar.
Mantan wakil gubernur
provinsi Nangroe Aceh Darussalam itu juga menjelaskan bahwa dalam mengamalkan
Al-qur’an itu pasti akan mendapatkan ujian dan cobaan. Sebagai contoh dahulu
pada awal-awal perjuangan Rasulullah SAW mengajarkan Islam di Makkah juga
mendapatkan pertentangan dari orang-orang Qurais Mekah pada saat itu. Maka
kalau pengajian yang diadakan MTA itu mendapatkan penolakan dari orang-orang
yang belum tahu tentang MTA, maka itu adalah salah satu cobaan atau proses
dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada masyarakat umum.
“Mau bupati, mau
gubernur tidak bisa halangi orang baca Qur’an,” ujar Azwar disambut tepuk
tangan riuh jamaah pengajian MTA.
Salah satu putra
terbaik tanah rencong itu mengatakan bahwa kalau menjadi seorang pengawai negeri
sipil (PNS) harus mampu memenuhi tiga target yaitu adil, kompeten, dan
memudahkan birokrasi. Sebagai PNS tidak boleh melakukan rasuah (korupsi) dan
tidak ikut berpolitik praktis. Bagi guru PNS, ia harus kompeten dalam mendidik
anak didiknya. Karena kalau sebagai guru tidak kompeten dalam mendidik, maka
kasihan anak didiknya nanti. Selain itu, bagi pengusaha yang akan mengajukan
izin dalam melakukan usahanya harus dipermudah oleh birokrasi yang terjadi di
pemerintahan.
“Dia punya
tanggungjawab paling besar untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia,” Kata
pria kelahiran Banda Aceh, 21 Juni 1952.
Diakhir tausyiahnya,
Azwar Abubakar mengajak seluruh jamaah MTA supaya jangan mau dibodohi oleh para
calo-calo pemeras calon pegawai negeri serta ia juga mengajak warga MTA untuk
mengubah dan memperbaiki bangsa Indonesia.
“Saya mohon doa dari
bapak ibu sekalian supaya apa yang kita canangkan dalam reformasi ini bisa
bergulir terus,” Pungkas suami dari Mutia Safrida.
Pimpinan pusat MTA,
Drs. Ahmad Sukina, berterima kasih atas kehadiran Ir. Azwar Abubakar, M.M
dihadapan jamaah MTA. Ia juga berharap, dengan kehadiran seorang Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia kali ini bisa memberikan pencerahan kepada seluruh
warga MTA.
“Tidak
perlu dirisaukan. Sudah diterima saja di buang di pelosok kalau orang MTA, in sya Allah, Allah menghendaki supaya
MTA tumbuh di pelosok sana.” Ujar Sukina.
(Abdul Wahid)*Keterangan Foto : foto diambil dari laman : www.timlo.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar