Pacaran adalah proses perkenalan antara dua insan manusia yang
biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang
dikenal dengan pernikahan (Wikipedia).
Sedangkan menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara
pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama
yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum
pernikahan di Amerika.
Dari dua pengertian diatas, kita dapat menarik sebuah
garis bahwa pacaran merupakan suatu hubungan laki-laki dan perempuan yang
memiliki tujuan untuk saling mengenal satu sama lain hingga kemudian menemukan
sebuah kecocokan antar satu sama lain untuk menuju ke jenjang pernikahan.
Saat ini pacaran tengah menjadi fenomena yang marak
sekali di berbagai kalangan, tidak hanya di Negara-negara barat tapi juga sudah
menyebar ke seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Bahkan di kalangan
remaja, pacaran menjadi sebuah kompetisi. Siapa yang tidak punya pacar, atau tidak berani pacaran dianggap kudet,
dianggap masih kecil dan tidak jarang mereka yang tidak pacaran dijauhi
teman-temannya.
Menurut paembaca, manakah yang benar, orang yang melakukan
hubungan pacaran atau yang tidak? STOP, jangan dulu menjawab pertanyaan ini. Baca
dulu kelanjutan artikel ini, check this
out
Di dalam agama Islam, semua amalan muamalah atau amalan
yang menyangkut tentang urusan duniawi pada dasarnya diperbolehkan selama tidak
ada larangan padanya. Maka dari itu, yuk kita baca dulu ayat dan hadist di
bawah ini
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 :
32)
Ayat Al-qur’an di atas menjelaskan bahwa Islam melarang
keras tentang adanya perbuatan-perbuatan yang mengarah pada perbuatan zina atau
perbuatan-perbuatan yang mendekati zina.
Apa sajakah perbuatan yang disebut dalam mendekati zina? Check this hadist out
“Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: "Tidak ada yang ku perhitungkan lebih
menjelaskan tentang dosa-dosa kecil dari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menentukan bagi anak
Adam bagiannya dari zina yang pasti dia
lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)
lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan (pemenuhan nafsu syahwat), maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya." (HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim)
Dari hadist
tersebut maka kita tahu bahwa hal-hal yang mendekati perbuatan zina adalah
dengan memandang, bermanja atau merajuk, dan bersentuhan dengan lawan jenis
yang bukan mahramnya dengan mensertakan syahwat didalamnya.
Kemudian, mari kita lihat, apa yang dilakukan orang-orang
yang pacaran? Apakah mereka bertemu dengan didampingi mahromnya? Apakah mereka
bicara dengan menundukkan pandangan mereka? Apakah mereka duduk berjauhan dan
tidak bersentuhan? Silakan kita merenungkan hal-hal itu.
STOP, renungkan dulu hal-hal diatas!
Sudahkah merenung? Jika sudah, mungkin ada sebagian
kalian yang berfikir “ah, diatas itu hadistnya mengatakan semuanya dengan
syahwat. Jadi nggak papa dong kalau melakukan hal-hal diatas tanpa disertai
syahwat”
Eits, tunggu dulu.. baca dulu yang ini
"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai
mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Imam Ahmad)
"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak
sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untukmu. Namun yang kedua adalah haram." (HR. Abu Dawud, Ath-Tirmidzi dan
dihasankan oleh Al-Albani)
"Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidak-lah seperti wanita yang
lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (merendahkan suara) dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan
ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzab, 33 : 32)
Nah, sekarang apa yang anda pikirkan???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar