Senin, 10 Februari 2014

Ekspansi Ilmu sebagai Wujud Eksistensi Pemikiran Manusia



Oleh: Gustirana Dwiputra

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lainnya (hewan dan tumbuhan). Salah satu perbedaan yang signifikan dari manusia terhadap makhluk lainnya adalah diciptakannya otak yang dilengkapi dengan akal. Sehingga, manusia dapat berpikir menggunakan akal tersebut. Jika kita mengingat pelajaran sejarah di bangku sekolah, kita tahu lika-liku perkembangan pergerakan rakyat Indonesia dalam merebut maupun mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari kaum penjajah. Kita lihat pula sejarah pergerakan pemuda Indonesia untuk ikut andil dalam memajukan negara Indonesia seperti Budi Utomo, Serikat Dagang Islam, dan lain-lain. Semua itu tidak lain merupakan bentuk perkembangan pemikiran manusia dalam menyikapi ilmu yang akan terus berekspansi.
Ekspansi merupakan perluasan atau pengembangan sesuatu yang relatif terhadap kondisi sebelumnya karena faktor eksternal. Jadi, ekspansi ilmu merupakan bentuk perluasan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih meningkat dari sebelumnya. Ekspansi ilmu sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu ketika ilmu pengetahuan (sains) yang dikemukakan oleh tokoh Islam, Romawi, Eropa, dan Amerika bermunculan. Sebagai contoh adalah Issac Newton. Siapa yang tidak kenal dengan beliau? Ia telah menemukan berbagai hukum-hukum fisika dan matematika yang hingga saat ini masih digunakan. Pada tokoh Islam, kita mengenal salah satunya Ibnu Sina. Beliau yang mengembangkan dan mempelajari ilmu-ilmu kedokteran yang pada zamannya masih sangat minim pengetahuan akan hal itu. Serta masih banyak tokoh lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
 Ekspansi ilmu semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Jika dahulu para cendekiawan berusaha menemukan formulasi, rumusan, dan teorinya masing-masing, maka saat ini perkembangan ekspansi ilmu berada pada fase pengembangan ilmu yang dahulu sebenarnya sudah diteliti. Akan tetapi, dahulu para cendekiawan yang menemukan formulasi, rumusan, dan teori masih terkendala dalam hal sarana prasarana yang menjadikan teori-teori yang merekan temukan masih belum maksimal. Saat ini, para pemuda-pemudi berusaha menemukan inovasi untuk mengembangkan berbagai bidang ilmu yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Di bidang teknologi, semua khalayak berlomba-lomba menemukan energi terbarukan yang efektif, ekonomis dan efisien. Begitu pun bidang sosio-humaniora, bidang ilmu yang selalu dinamis sesuai dengan perubahan dinamika sosial masyarakat di setiap perkembangan zamannya. Sedangkan di bidang kesenian dan kebudayaan, hal kreatif dan inovatif serta mampu menjunjung nilai seni budaya yang tinggi masih terus digali dan dikembangkan. Masih banyak lagi bidang ilmu yang terus berekspansi yang dibalik itu adalah buah dari pemikiran manusia yang tidak statis.
     Ilmu yang terus berkembang memang sudah harga mati. Semakin banyak kesempatan untuk belajar apapun baik secara formal ataupun informal, maka akan semakin cepat pula pertumbuhan kualitas hidup akibat banyaknya manusia yang berilmu. Pemuda-pemuda sekarang telah banyak belajar dan memanfaatkan fasilitas belajar yang semakin banyak dan luas. Semua itu sebenarnya berakar pada satu titik, yakni rasa keingintahuan. Tanpa ada rasa ingin tahu tidak ada yang namanya ekspansi ilmu. Rasa ingin tahu muncul dipengaruhi oleh dua faktor yakni internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri yaitu kemampuan otak dalam merespon apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar yang biasanya dikaitkan dengan kondisi lingkungan. Tinggal di lingkungan yang baik biasanya akan memiliki sifat dan kepribadian yang baik pula, begitu pun sebaliknya. Faktor eksternal ini akan merangsang respon dari dalam diri yang nantinya akan menghasilkan jiwa yang sehat, sehingga dapat membuahkan pemikiran yang jernih. Generasi unggul inilah yang dicari dan dibutuhkan pada zaman sekarang.
Perlu ditanamkan bagi semua orang khususnya pemuda bahwa semangat untuk terus mengekspansikan ilmu demi kemaslahatan umat adalah sangat diperlukan. Hal ini untuk menjaga agar tidak ada fase statis tanpa adanya perubahan positif dalam bidang keilmuan. Lebih baik konsentrasi terhadap apa yang diminati dan dikuasai daripada memaksakan diri untuk mempelajari semua bidang ilmu. Allah SWT telah menciptakan manusia seluruhnya berbeda. Tidak ada yang sama persis satu sama lain. Seperti halnya orang kembar identik tetap saja terdapat perbedaan di antara mereka. Pasti seluruh bidang ilmu memiliki orang yang ahli di dalamnya. Seluruh aspek bidang keilmuan tersebut walaupun berbeda satu sama lain, tetapi di sisi lain saling menyokong ibarat sebuah bangunan yang utuh. Suatu bangunan yang utuh dan kokoh akan terbentuk dengan adanya pondasi, lantai, tembok , maupun atap. Semua berbeda dan saling mendukung satu dengan lainnya. 
Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa mempertahankan lebih sulit daripada meraih sesuatu. Kita harus mengingat salah satu penyakit manusia, yaitu penyakit lupa. Ilmu yang sudah didapatkan, tetapi tidak digunakan akan menjadi sia-sia. Mindset yang harus dimiliki adalah bahwa ilmu itu sangat berharga dan mahal harganya. Merasa beruntunglah orang yang memiliki ilmu. Pengamalan ilmu yang baik adalah ketika ilmu tersebut dapat memberikan manfaat baik itu diri sendiri maupun orang banyak. Di bagian ini, skill yang sudah dipunyai harus diasah agar tidak hanya berhenti untuk diri sendiri. Namun, juga disalurkan dalam bentuk yang lebih praktis dan tidak banyak teoritis. Misalnya dalam bidang rekayasa teknologi. Ilmu yang sudah didapatkan di sekolah dan di kampus dapat direalisasikan dalam bentuk aplikasi yang lebih nyata, seperti sebuah mesin dengan fungsi tertentu. Oleh karena itu, mindset ini mengajarkan bahwa ilmu merupakan sebuah kemewahan. Haus akan ilmu merupakan pemikiran yang tepat dimiliki oleh semua orang, sehingga peradaban ilmu terjalin dengan baik.
Sudah menjadi kewajiban seluruh manusia untuk selalu menuntut ilmu di manapun dan kapan pun. Ilmu tidak sebatas hanya ilmu yang didapatkan di bangku sekolah dan kuliah. Namun, banyak ilmu kehidupan yang dapat digali yang bahkan jauh lebih penting dari ilmu yang didapatkan secara formal. Pemuda sebagai aset bangsa, harus menjadikan ilmu sebagai harta berharga dan akan terus merasuk ke dalam hati dan pikiran. Ilmu pengetahuan yang terus berekspansi diharapkan mampu memberikan manfaat hingga keturunan dan generasi selanjutnya. Pemikiran yang cemerlang berasal dari semangat dalam diri untuk ingin tahu dan selalu belajar dari kesalahan. Jangan pernah bosan untuk terus menuntut ilmu hingga akhir hayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar