Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk hidup yang lainnya (hewan dan tumbuhan). Salah satu perbedaan
yang signifikan dari manusia terhadap makhluk lainnya adalah diciptakannya otak
yang dilengkapi dengan akal. Sehingga, manusia dapat berpikir menggunakan akal
tersebut. Jika kita mengingat pelajaran sejarah di bangku sekolah, kita tahu
lika-liku perkembangan pergerakan rakyat Indonesia dalam merebut maupun
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari kaum penjajah. Kita lihat pula
sejarah pergerakan pemuda Indonesia untuk ikut andil dalam memajukan negara
Indonesia seperti Budi Utomo, Serikat Dagang Islam, dan lain-lain. Semua
itu tidak lain merupakan bentuk perkembangan pemikiran manusia dalam menyikapi
ilmu yang akan terus berekspansi.
Ekspansi merupakan perluasan atau pengembangan sesuatu
yang relatif terhadap kondisi sebelumnya karena faktor eksternal. Jadi,
ekspansi ilmu merupakan bentuk perluasan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
lebih meningkat dari sebelumnya. Ekspansi ilmu sebenarnya sudah ada sejak zaman
dahulu ketika ilmu pengetahuan (sains) yang dikemukakan oleh tokoh Islam,
Romawi, Eropa, dan Amerika bermunculan. Sebagai contoh adalah Issac Newton.
Siapa yang tidak kenal dengan beliau? Ia telah menemukan berbagai hukum-hukum
fisika dan matematika yang hingga saat ini masih digunakan. Pada tokoh Islam,
kita mengenal salah satunya Ibnu Sina. Beliau yang mengembangkan dan
mempelajari ilmu-ilmu kedokteran yang pada zamannya masih sangat minim
pengetahuan akan hal itu. Serta masih banyak tokoh lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Ekspansi ilmu
semakin berkembang pesat
dari waktu ke waktu. Jika dahulu para cendekiawan
berusaha menemukan formulasi, rumusan, dan teorinya masing-masing, maka saat
ini perkembangan ekspansi ilmu berada pada fase pengembangan ilmu yang dahulu
sebenarnya sudah diteliti. Akan tetapi, dahulu para cendekiawan yang menemukan formulasi, rumusan,
dan teori masih terkendala dalam hal sarana
prasarana yang
menjadikan teori-teori yang merekan temukan masih belum maksimal. Saat ini, para pemuda-pemudi berusaha menemukan
inovasi untuk mengembangkan berbagai bidang ilmu yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Di bidang teknologi, semua khalayak berlomba-lomba
menemukan energi terbarukan yang efektif, ekonomis dan efisien. Begitu pun
bidang sosio-humaniora, bidang ilmu yang selalu dinamis sesuai dengan perubahan
dinamika sosial masyarakat di setiap perkembangan zamannya. Sedangkan di bidang
kesenian dan kebudayaan, hal kreatif dan inovatif serta mampu menjunjung nilai
seni budaya yang tinggi masih terus digali dan dikembangkan. Masih banyak lagi
bidang ilmu yang terus berekspansi yang dibalik itu adalah buah dari pemikiran
manusia yang tidak statis.
Ilmu yang
terus berkembang memang sudah harga mati. Semakin banyak kesempatan untuk
belajar apapun baik secara formal ataupun informal, maka akan semakin cepat
pula pertumbuhan kualitas hidup akibat banyaknya manusia yang berilmu. Pemuda-pemuda sekarang
telah banyak belajar dan memanfaatkan fasilitas belajar yang semakin banyak dan
luas. Semua itu sebenarnya berakar pada satu titik, yakni rasa keingintahuan.
Tanpa ada rasa ingin tahu tidak ada yang namanya ekspansi ilmu. Rasa ingin tahu
muncul dipengaruhi oleh dua faktor yakni internal dan eksternal. Faktor
internal yang berasal dari dalam diri yaitu kemampuan otak dalam merespon apa
yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari
luar yang biasanya dikaitkan dengan kondisi lingkungan. Tinggal di lingkungan
yang baik biasanya akan memiliki sifat dan kepribadian yang baik pula, begitu
pun sebaliknya. Faktor eksternal ini akan merangsang respon dari dalam diri
yang nantinya akan menghasilkan jiwa yang sehat, sehingga dapat membuahkan
pemikiran yang jernih. Generasi unggul inilah yang dicari dan dibutuhkan pada
zaman sekarang.
Perlu ditanamkan bagi semua orang khususnya
pemuda bahwa semangat untuk terus mengekspansikan ilmu demi kemaslahatan umat
adalah sangat diperlukan. Hal ini untuk menjaga agar tidak ada fase statis
tanpa adanya perubahan positif dalam bidang keilmuan. Lebih baik konsentrasi
terhadap apa yang diminati dan dikuasai daripada memaksakan diri untuk
mempelajari semua bidang ilmu. Allah SWT telah menciptakan manusia seluruhnya
berbeda. Tidak ada yang sama persis satu sama lain. Seperti halnya orang kembar
identik tetap saja terdapat perbedaan di antara mereka. Pasti seluruh bidang
ilmu memiliki orang yang ahli di dalamnya. Seluruh aspek bidang keilmuan tersebut
walaupun berbeda satu sama lain, tetapi di sisi lain saling menyokong ibarat
sebuah bangunan yang utuh. Suatu bangunan yang utuh dan kokoh akan terbentuk
dengan adanya pondasi, lantai, tembok , maupun atap. Semua berbeda dan saling
mendukung satu dengan lainnya.
Ada sebuah pepatah mengatakan bahwa mempertahankan lebih
sulit daripada meraih sesuatu. Kita harus mengingat salah satu penyakit
manusia, yaitu penyakit lupa. Ilmu yang sudah didapatkan, tetapi tidak
digunakan akan menjadi sia-sia. Mindset
yang harus dimiliki adalah bahwa ilmu itu sangat berharga dan mahal
harganya. Merasa beruntunglah orang yang memiliki ilmu. Pengamalan ilmu yang
baik adalah ketika ilmu tersebut dapat memberikan manfaat baik itu diri sendiri
maupun orang banyak. Di
bagian ini, skill
yang sudah dipunyai harus diasah agar tidak hanya berhenti untuk diri sendiri.
Namun, juga disalurkan dalam bentuk yang lebih praktis dan tidak banyak
teoritis. Misalnya dalam bidang rekayasa teknologi. Ilmu yang sudah didapatkan
di sekolah dan di kampus dapat direalisasikan dalam bentuk aplikasi yang lebih
nyata, seperti sebuah mesin dengan fungsi tertentu. Oleh karena itu, mindset ini mengajarkan bahwa ilmu
merupakan sebuah kemewahan. Haus akan ilmu merupakan pemikiran yang tepat
dimiliki oleh semua orang, sehingga peradaban ilmu terjalin dengan baik.
Sudah menjadi kewajiban seluruh manusia untuk
selalu menuntut ilmu di manapun dan kapan pun. Ilmu tidak sebatas hanya ilmu
yang didapatkan di bangku sekolah dan kuliah. Namun, banyak ilmu kehidupan yang
dapat digali yang bahkan jauh lebih penting dari ilmu yang didapatkan secara
formal. Pemuda sebagai aset bangsa, harus menjadikan ilmu sebagai harta
berharga dan akan terus merasuk ke dalam hati dan pikiran. Ilmu pengetahuan
yang terus berekspansi diharapkan mampu memberikan manfaat hingga keturunan dan
generasi selanjutnya. Pemikiran yang cemerlang berasal dari semangat dalam diri
untuk ingin tahu dan selalu belajar dari kesalahan. Jangan pernah bosan untuk
terus menuntut ilmu hingga akhir hayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar