Sabtu, 01 Februari 2014

Penulis Muda? Siapa Takut!


Oleh : Abdul Wahid


“kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis. 
(Imam Al-Ghozali)

            Nasihat dari Imam Al-Ghozali sangatlah tepat ditujukan kepada para pemuda Islam yang ingin tetap eksis dalam mendakwahkan ajaran agama Islam ini dengan media tulisan.
Menjadi seorang penulis muda ternyata sangat enak. Selain itu, dapat mengasah otak, memanaskan, dan mencairkan pikiran-pikiran yang sudah lama terkekang di alam pikiran kita. Aktivitas menulis juga bisa dikatakan sebagai aktivitas yang harus direspon dengan bijak. Dengan menulis seseorang bisa mengisi kantong yang kosong dan menjadi orang yang terkenal (keinginan pemuda banget ^_^). Kalau kita ingin menjadi seorang penulis profesional dan di usia muda, maka kita harus bisa memanfaatkan waktu muda ini dengan sebaik–baiknya dalam mengasah ilmu di bidang tulis-menulis. Apalagi kalau anda memang benar-benar suka dengan dunia tulis-menulis dan ingin menjadi penulis baik itu menulis puisi, cerita pendek, cerita bersambung, dan novel. Sangat cocok kalau anda selalu membaca berbagai macam judul buku sesuai dengan genre yang diminati. Anda bisa memulai dari membaca buku antologi cerpen hingga buku–buku setebal novel. Setelah anda membaca buku, maka anda akan mendapat gagasan-gagasan baru yang akan mengubah pola pikir. Biasanya, bagi seorang pembaca yang masih pemula akan berpikir bahwa kegiatan mengarang (menulis) itu sangat sulit. Akan tetapi ketika anda sudah membaca berbagai macam buku. Maka, anda akan mengatakan kalau kegiatan mengarang itu mudah dan menyenangkan.
Kok bisa ya?
Silahkan dipraktikkan dulu untuk mengetahui hasilnya.
Dahulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, kita sudah di beri pelajaran untuk latihan mengarang baik itu membuat pantun, puisi maupun cerita (fiksi dan non fiksi). Kemudian di sekolah menengah pertama (SMP) sampai sekolah menengah atas (SMA) juga masih ada pelajaran untuk menulis (mengarang). Oleh karena itu, jika anda memang sudah benar-benar jatuh cinta dengan namanya kegiatan tulis menulis, maka terus gali potensi yang ada pada diri anda. Kegiatan menulis ini juga tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan oleh orang yang dulunya tidak suka menulis menjadi orang yang suka menulis. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis tidak berasal dari keturunan, tetapi juga bisa diasah lewat kebiasaan dan latihan dengan sungguh-sungguh.
Kemudian bagaimana caranya?
Biar kita tidak kehabisan bahan dalam menulis. Kurang lebih ada 3 hal penting yang harus diingat agar kita tidak kehabisan bahan untuk menulis.
Pertama, harus membiasakan membaca. Dengan membiasakan diri untuk membaca buku. Maka, kita akan mendapat tambahan semangat untuk mengarang dan mendapat ide untuk mengalahkan tulisan yang telah kita baca.
Kedua,harus membiasakan mencatat. Dengan mencatat setiap kejadian yang kita alami sehari-hari ke dalam buku harian. Dengan kebiasaan semacam, berarti kita telah mencicil untuk membuat tulisan sekaliber novel negeri 5 menara yang tersusun dari catatan harian Ahmad Fuadi.
Dan yang ketiga, bergaul dengan pengarang. Bisa dengan cara ikut acara bedah buku atau peluncuran buku, hadir dalam pemeran buku, atau bisa juga dengan menghubungi penerbit untuk minta alamat rumah pengarang. Dengan dekat dengan pengarang/penulis kita bisa tertulari penyakit semangat menulis. Ibarat sebuah pepatah Arab, bila seseorang berkumpul dengan pandai besi maka ia akan ikut mendapat bau keringatnya. Dan bila seseorang berkumpul dengan penjual minyak wangi maka ia akan mendapat bau wanginya juga.
Setelah anda tahu caranya untuk tetap mendapatkan inspirasi dalam menulis. Mari kita beralih pada keuntungan mengarang antara lain; nama kita bisa jadi tersohor alias terkenal, dapat honor (bayaran), bisa mempengaruhi pembaca, dan bisa memberikan dukungan atau kritikan kepada pihak lain. Akan tetapi, jangan sampai lupa dengan pedoman utama seorang penulis yang harus tertanamkan kuat di dalam jiwa seorang penulis. Yakni harus bisa mengatur waktu, sistem kerja, kreatif, produktif, dan selalu ingin maju.
Jika dalam diri kita sudah tertanam niat untuk menulis, maka lakukanlah dengan menulis apa saja yang kita inginkan. Apabila sudah terbiasa, maka kita akan merasa mudah dan senang untuk menulis. Sehari-hari kita tidak akan putus dari buku dan pena. Oleh karena itu, jika ingin menambah semangat dan motivasi untuk menulis. Maka bacalah berbagai macam buku yang menurut Anda tepat untuk memperkaya dan mempertebal keinginan menjadi penulis muda.
Menulislah,!! Bebaskan imajinasimu,!! Yang sering terkubur dalam alam bawah sadarmu. Tulislah impianmu dan jadikan tulisanmu itu sebagai pelecut semangat hidup, tengok kembali tulisan yang pernah kita buat ketika kita merasa putus asa dalam menggapai apa yang kita inginkan. Dan ingatlah, saat kita menulis impian–impian kita di atas kertas, saat di mana tak terbesit sedikit pun rasa ragu untuk menuliskannya. Seperti itulah seharusnya kita, harus berani meraih impian seberani kita menuliskannya di atas kertas.
Semangat Penulis Muda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar